Humas IAIN Parepare---Mahasiswa KKN IAIN Parepare dari Posko 26 Desa Gattungan melaksanakan kunjungan ke Dusun Pussuba untuk mengamati proses pembuatan sarung tenun Lipaq Sabbe (Campalagian, 14 Juli 2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendekatkan diri dengan masyarakat setempat, sekaligus mempelajari warisan budaya tenun tradisional yang menjadi ciri khas Sulawesi Selatan.
Desa Gattungan, khususnya Dusun Pussuba, terkenal dengan pengrajin sarung tenunnya yang masih melestarikan tradisi turun-temurun ini. Pada kunjungan tersebut, 17 Mahasiswa KKN dari Posko 26 melihat langsung proses pembuatan sarung tenun Lipaq Sabbe, mulai dari pemilihan benang, pewarnaan, hingga menenun motif-motif tradisional.
Siti Amah, seorang pengrajin tenun di Dusun Pussuba, menjelaskan bahwa Lipaq Sabbe adalah kain tenun tradisional dan salah satu warisan budaya Indonesia dari Sulawesi Selatan. "Menenun merupakan hobi saya sejak kecil. Dengan modal Rp 50.000 untuk sutra, saya bisa menjual sarung tenun dengan harga Rp 200.000. Pengerjaan satu sarung tenun paling lama memakan waktu 10 hari dan dalam sebulan saya bisa menghasilkan hingga 4 lembar sarung," ujar Siti Amah. Dia juga menambahkan bahwa alat yang digunakan untuk menenun terbuat dari bambu dan kayu.
Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan kepada Mahasiswa KKN mengenai proses pembuatan sarung tenun, tetapi juga memperkuat hubungan antara Mahasiswa dan Masyarakat Desa Gattungan. Tujuan melakukan observasi di sekitar desa adalah untuk memahami lebih dalam kehidupan dan budaya setempat.
Siti Amah berharap semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk melestarikan budaya menenun ini. "Saya berharap anak muda bisa terus melestarikan budaya ini agar tidak punah," tuturnya. Melalui kegiatan ini, diharapkan Mahasiswa KKN IAIN Parepare dapat berperan dalam mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Indonesia, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai tradisi lokal. (Fzs/Srh)