Humas IAIN Parepare---Pada Jumat, 2 Agustus 2024, Mahasiswa KKN Reguler IAIN Parepare Posko 44 mengadakan kegiatan observasi mendalam mengenai pembuatan lipa’ saqbe mandar, sarung tradisional khas suku Mandar. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah Puang Udusia di Dusun Lembang, Desa Tandasura, dengan tujuan untuk mempelajari dan memahami proses pembuatan sarung benang yang menjadi bagian penting dari warisan budaya lokal.
Lipaq sabbe Mandar, yang berarti "sarung benang" dalam bahasa Mandar, merupakan sarung yang digunakan dalam berbagai acara adat dan sering dipakai bersama pakaian tradisional seperti jas tutup untuk laki-laki dan baju bodo serta pattuqduq towainie untuk perempuan. Sarung ini dikenal dengan teksturnya yang halus dan motifnya yang elegan, mencerminkan kekayaan budaya serta keindahan lokal Sulawesi. Pembuatan lipaq sabbe memerlukan keterampilan tinggi dan waktu yang cukup lama, menjadikannya produk tenun yang sangat bernilai.
Selama kegiatan, Mahasiswa KKN diberi kesempatan untuk menyaksikan langsung proses pembuatan lipaq sabbe, mulai dari teknik menenun hingga penyelesaian produk akhir. Puang Udusia, salah satu pengrajin utama di desa tersebut, memaparkan bagaimana tradisi menenun ini telah dipertahankan di keluarga dan komunitasnya. "Saya mulai menenun sekitar 20 tahun lalu setelah mempelajari teknik dari ibu saya," kata Puang Udusia. Ia menambahkan bahwa lipaq sabbe mandar yang ia buat dijual dengan harga antara 130 ribu hingga 150 ribu rupiah per sarung dan banyak dipesan oleh pelanggan tetap dari luar desa dengan motif yang berbeda-beda.
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendapat sambutan hangat dari peserta, yang antusias untuk belajar lebih banyak tentang teknik tradisional ini. Mahasiswa KKN Posko 44 mengungkapkan harapan mereka agar warisan budaya lipaq sabbe mandar dapat terus dilestarikan dan berkembang lebih baik, sehingga tetap menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat Mandar. (Fzs/Srh)