Humas IAIN Parepare---Demi meningkatkan kebutuhan mutu akademik dan relevansi kurikulum, Direktorat Jendral Pendidikan Islam mengadakan pertemuan penting dalam rangka Penguatan Kerja Sama Internasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang berlangsung pada tanggal 1 hingga 3 Agustus 2024 yang berlangsung di Hotel Novotel Semarang. Kegiatan ini dihadiri oleh 78 orang peserta yang terdiri dari Tim Kementerian Agama (Kemenag) Pusat, Humas Pendis, dan Anggota Konsorsium Pusat Bahasa PTKI.
Pertemuan ini memiliki tiga output utama yang dibahas secara mendalam selama tiga hari kegiatan. Output pertama adalah rancangan pelaksanaan seleksi mahasiswa asing untuk Kawasan Asia Timur Tengah pada tahun 2025. Diskusi ini bertujuan untuk memperkuat sistem seleksi agar lebih efektif dan transparan dalam menghadapi tantangan global.
Output kedua adalah sosialisasi isu-isu terkini mengenai tata kelola penerimaan mahasiswa asing dari kawasan Middle East and North Africa (MENA). Dalam sesi ini, peserta mendapatkan wawasan terbaru mengenai kebijakan dan regulasi yang mempengaruhi penerimaan mahasiswa internasional, sehingga dapat diimplementasikan dengan lebih baik di masing-masing institusi.
Output ketiga adalah rancangan regulasi petunjuk teknis penerimaan mahasiswa asing untuk tahun 2025. Regulasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman yang jelas bagi seluruh PTKI dalam menyelenggarakan proses penerimaan mahasiswa asing secara efisien.
Selain itu, terdapat juga penyampaian materi dari Subdit Kelembagaan dan Kerjasama mengenai proyeksi beasiswa Maroko untuk tahun 2025 serta kebijakan pemberian beasiswa Al-Azhar Mesir. Materi ini bertujuan untuk memberikan informasi yang komprehensif mengenai peluang beasiswa yang tersedia, sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan calon mahasiswa secara optimal.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama internasional antar PTKI serta meningkatkan kualitas penerimaan dan pengelolaan mahasiswa asing di Indonesia.
Melalui penyelenggaraan pertemuan ini, saya berharap akan tercipta sinergi yang lebih baik antara berbagai pihak terkait dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan tinggi Islam, baik dalam bentuk penerimaan mahasiswa asing maupun dalam seleksi pemberian beasiswa luar negeri," ujar Nurhamdah. (Aw/Srh)