Humas IAIN Parepare -- Untuk mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui inovasi usaha serta untuk mewujudkan Tridarma perguruan tinggi, Dosen dan Mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah IAIN Parepare mengadakan program Pengabdian Kepada Masyarakat berupa Pelatihan Inovasi Usaha menggunakan Business Model Canvas (BMC) bagi sentra industri rumah tangga kue tradisional Karasa.
Kegiatan ini dihadiri oleh pelaku UMKM di Kabupaten Pinrang, termasuk Samsuddin, selaku ketua Sentra Industri Rumah Tangga Kue Tradisional Karasa, yang menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar pelatihan ini dapat memberikan masukan berharga untuk mengembangkan industri rumah tangga (home industry) sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih unggul dan dapat bersaing lebih baik di pasar.
Acara berlangsung di Pondok Rakyat Cafe & Resto Pinrang, salah satu Cafe & Resto yang menawarkan suasana alami di tengah Kota Pinrang. Peserta yang hadir terdiri dari unsur pemuda dan mahasiswa di Kota Pinrang yang memiliki minat untuk mengembangkan bisnis mereka sendiri. Salah satu peserta, Fatmawati, tertarik hadir untuk mempelajari bagaimana merumuskan model bisnis yang dapat membantu usahanya meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Penanggung jawab kegiatan, Darwis, menjelaskan bahwa program ini berfokus pada pendampingan pembuatan model bisnis (business model). Business Model Canvas (BMC) dipilih sebagai tema kegiatan dengan menggunakan studi kasus pada UMKM home industry kue tradisional Karasa.
Darwis juga menyatakan bahwa dana untuk kegiatan ini diberikan oleh DIPA IAIN Parepare tahun 2023 setelah melalui proses seleksi dan telah berhasil lolos sebagai penerima bantuan pengabdian masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi ceramah, tutorial, diskusi, serta pendampingan penyusunan template Business Model Canvas (BMC). Materi pertama disampaikan oleh Samsuddin dengan tema "Membangun Mindset Berbisnis Sejak Muda," di mana sebagai praktisi bisnis, Samsuddin banyak berbagi pengalaman, tantangan, dan keberhasilan dalam memulai, mengelola, dan mengembangkan usahanya. Peserta juga diberikan wawasan tentang pentingnya keberanian untuk memulai usaha, mengikuti tren pasar, dan membangun mitra bisnis.
Materi berikutnya tentang Business Model Canvas dipresentasikan oleh Mutmuinna, mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, dan Nurhalmayanti, selaku pemilik dari Malika, yang menggunakan banner sebagai alat peraga untuk menjelaskan secara teoritis kesembilan elemen dalam BMC. Business Model Canvas (BMC) terdiri dari sembilan elemen, yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relations, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Setelah menerima materi ini, peserta diarahkan untuk mengisi template BMC yang telah disiapkan oleh panitia.
Di akhir pelatihan, kertas kerja dari enam kelompok dipresentasikan untuk menganalisis model bisnis yang paling tepat bagi pelaku industri kue Karasa, dengan harapan melahirkan inovasi usaha bisnis yang unggul dan lebih kompetitif.
Dengan
adanya pelatihan menggunakan Business Model Canvas ini, diharapkan UMKM
di sentra industri rumah tangga kue tradisional Karasa dapat lebih siap menghadapi
tantangan bisnis dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasaran. (MMA)