Prodi PIAUD Beri Kontribusi Melalui Pelatihan Penanganan ABK PAUD se-Ajatappareng
Humas IAIN Parepare- Prodi PIAUD Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare mengadakan “Pelatihan Peningkatan Kecakapan Guru dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bagi guru TK/RA se-Ajatappareng“. Pelatihan ini dilaksanakan di Gedung Balai Ainun Habibie pada, Senin-Selasa (19-20/09/2022). Peserta pelatihan diikuti oleh perwakilan guru dan kepala sekolah TK/RA dari Kota Parepare, Sidrap, Pinrang dan Barru.
Ketua Prodi PIAUD Novita Ashari, M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat Prodi PIAUD.
“Analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan sebelumnya, ditemukan bahwa masih banyak guru PAUD yang belum memahami penanganan ABK,” ujarnya.
“Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini di TK/RA sudah banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya pada sekolah umum dibandingkan memasukkan anaknya pada SLB,” tutur Novita.
Hal ini yang menjadikan alasan utama bagi Prodi PIAUD untuk turut berkontribusi dalam pendidikan anak usia dini, terkhusus dalam penanganan ABK.
Pelatihan ini berlangsung selama dua hari yang dipandu langsung oleh dosen PIAUD A.Tien Asmara Palintan, M.Pd. Pada sesi pertama materi tentang Konsep Dasar ABK dijelaskan oleh A.Tien Asmara Palintan dilanjutkan materi kedua oleh Novita Ashari, dengan tema cara mengidentifikasi dan jenis ABK.
Pada hari kedua, Prodi PIAUD mendatangkan praktisi ABK di Kota Makassar Ibu Indria Siregar, S.Psi yang merupakan pemilik Klinik dan Sekolah Rumah Mentari. Indria membawakan materi terkait cara belajar dan penanganan ABK.
Kegiatan pelatihan berlangsung interaktif. Pemateri memberikan materi secara detail terkait cara menangani ABK saat tantrum serta memperlihatkan beragam media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran ABK.
Pada sesi terakhir pelatihan, peserta diarahkan untuk membuat media pembelajaran bagi ABK dengan menggunakan bahan bekas. Sesi ini diharapkan mampu mengembangkan kreativitas para guru untuk memanfaatkan benda di sekitar menjadi sebuah alat peraga edukatif sehingga guru tidak harus selalu mengandalkan dana besar untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. (Ars/Tin)