Humas IAIN Parepare - Forum Group Discussion (FGD) Wakil Rektor I PTKIN se-Indonesia yang digelar, Rabu-Sabtu (02-05/10/2024) di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, berlangsung sukses dengan kehadiran sejumlah narasumber dan pejabat penting dari Kementerian Agama. Salah satu yang menjadi perhatian dalam kegiatan tersebut adalah paparan Wakil Rektor I IAIN Parepare, Saepudin, yang membahas mengenai Best Practice dalam penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Subdirektorat Pengembangan Akademik Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama, Imam Bukhori yang mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Ahmad Zainul Hamdi. Dalam sambutannya, Imam Bukhori menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai keagamaan di PTKIN serta berbagai isu strategis lainnya yang menjadi fokus Subdit Pengembangan Akademik pada tahun 2024.
Saepudin merasa bangga dapat berbagi pengalaman terkait RPL yang menjadi salah satu inovasi unggulan IAIN Parepare. “IAIN Parepare merupakan yang pertama di antara PTKIN lainnya dalam penyelenggaraan RPL yang didukung oleh sistem teknologi terintegrasi dan mumpuni,” ujarnya. Ia berharap penyelenggaraan RPL di IAIN Parepare bisa menjadi rujukan bagi PTKIN lainnya di seluruh Indonesia.
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di IAIN Parepare telah terbukti berhasil mengintegrasikan pengalaman kerja dan pembelajaran non-formal ke dalam sistem akademik formal, sehingga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengakuan akademik atas pengalaman yang telah mereka peroleh di luar institusi pendidikan.
Di kesempatan yang sama, Imam Bukhori memaparkan 10 isu strategis Subdit Pengembangan Akademik untuk 2024. Di antara isu-isu tersebut adalah penguatan distingsi nilai keagamaan di PTKIN, penataan nomenklatur program studi, implementasi RPL, serta penguatan evaluasi akademik di berbagai perguruan tinggi keagamaan.
Menurutnya, Wakil Rektor I di PTKIN memiliki peran strategis dalam menjawab tantangan dan memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan akademik yang dihadapi oleh PTKIN. “Forum ini merupakan mitra strategis Subdit Pengembangan Akademik. Kami berharap para pimpinan PTKIN terus memiliki komitmen kuat untuk tidak hanya menambah program studi baru, tetapi juga meningkatkan kualitas program studi yang ada melalui akreditasi internasional,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Imam Bukhori juga menyinggung soal pentingnya optimalisasi pemberdayaan konsorsium program studi dan keilmuan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam kurikulum PTKIN. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kualitas akademik dan daya saing lulusan PTKIN di kancah global.
Pada akhir acara, Saepudin kembali menekankan pentingnya teknologi dalam mendukung pelaksanaan RPL yang efektif. “Dengan dukungan teknologi, kami mampu melakukan proses RPL secara terintegrasi, transparan, dan efisien, sehingga memudahkan para peserta dalam mendapatkan pengakuan akademik,” tutupnya. (/mif)