Skip ke Konten

Mukhtar Yunus Menyampaikan Kultum Ramadan: Al-Qur'an sebagai Pedoman Umat Manusia

28 Maret 2024 oleh
Hartini

Humas IAIN Parepare- Memasuki hari ke-17 puasa ramadan, Kultum Ramadan disampaikan oleh H. Mukthar Yunus, ketua tim penegak kode etik IAIN Parepare di masjid Al-Wasilah IAIN Parepare setelah salat duhur, Kamis (28/03/2024)


Kultum ramadan yang disampaikan bertema "Nuzulul Quran". Mukthar menyampaikan bahwa Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān . "Al-Qur'an itu diturunkan di dalam bulan suci ramadan tujuan utamanya adalah hudal sebagai petunjuk, lin-nasi kepada seluruh umat manusia, wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, dan tujuan kedua agar menjadi pembeda antara yang hak dan batil, antara yang benar dan salah," terangnya.


Mukthar Yunus juga menyampaikan bahwa kata yang menarik atau kata yang digarisbawahi adalah lin-nasi kepada seluruh umat manusia. Mukthar menyampaikan bahwa dalam Al-Qur'an Allah SWT sudah menyampaikan hudal lin-nasi, petunjuk kepada seluruh umat manusia baik itu muslim atau non muslim.


Lalu, Mukthar Yunus menjelaskan bagaimana cara menguji apakah benar non muslim itu menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman, menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk  dalam kehidupannya. Mukthar Yunus  menceritakan bahwa ada salah satu ahli bedah bernama Bucaille, orang Prancis non muslim, pada saat itu dia diberi kesempatan untuk meneliti mumi Firaun atau jasad Firaun, dan pada saat meneliti ternyata di dalam jasad Firaun itu ada sisa-sisa garam karena Firaun tenggelam di laut merah.


Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa bukan itu yang menarik bagi Bucaille, tetapi yang menarik bagi Bucaille jasad Firaun itu bisa utuh dan tidak hancur.


"Bucaille mencoba bertanya kepada pakar atau ahli muslim kenapa bisa jasad Firaun seperti itu, pakar muslim ini atau ahli dari Islam ini menjawab memang dalam Al-Qur'an sudah disampaikan sejak 14 abad yang lalu. Allah sudah menyampaikan kepada kita,  Fal-yauma nunajjīka bibadanika litakụna liman khalfaka āyah artinya kami utuhkan jasad Firaun agar supaya menjadi tanda bagi orang-orang hidup setelahnya," kata Mukthar.


Kemudian, Mukthar menyatakan bahwa ketika Bucaille mengetahui hal itu, ia kemudian bersyahadat.


"Berarti Al-Qur'an itu menjadi pedoman kepada orang muslim dan non muslim. Mari kita senantiasa menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam kehidupan kita, kalau kita muslim kita selalu jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kita," ucapnya.


"Mudah-mudahan kita orang Islam mampu mengkaji Al-Qur'an itu di bidang ilmu-ilmu umum karena Al-Qur'an itu bukan hanya ilmu agama yang disampaikan, tapi ilmu agama, ilmu umum dunia akhirat disampaikan dalam Al-Qur'an," harapnya di akhir kultum.(hrt/mif)

di dalam Berita
Hartini 28 Maret 2024
BAGIKAN POSTINGAN ini
Label
Arsip