Skip ke Konten

Gula Merah Khas Mandar: Kearifan Lokal dalam Pengolahan Gula Aren Tradisional di Dusun Lembang

19 Agustus 2024 oleh
sarihidayati

Humas IAIN Parepare---Gula merah khas Mandar, yang juga dikenal sebagai gula aren, merupakan salah satu produk tradisional yang menjadi kebanggaan kuliner di daerah Mandar, Sulawesi Barat. Dengan rasa, tekstur, dan aroma yang khas, gula merah ini bukan hanya sekadar bahan pemanis, tetapi juga bagian penting dari kekayaan budaya dan kuliner Indonesia. Proses pembuatannya yang masih mempertahankan metode tradisional membuat gula merah khas Mandar memiliki nilai tersendiri.

Gula merah khas Mandar, atau sering disebut gula aren, dibuat melalui proses yang panjang dan penuh ketelitian. Dimulai dari perebusan nira hingga pengkristalan dan pembentukan gula, setiap tahapannya mencerminkan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Produk ini tidak hanya digunakan dalam berbagai masakan dan kue tradisional, tetapi juga menjadi pemanis alami dalam minuman tradisional. Melalui kegiatan ini, Mahasiswa KKN Reguler IAIN Parepare Posko 44 Desa Tandasura berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan gula merah khas Mandar di Dusun Lembang.

Kegiatan ini bertajuk "Melihat Proses Pembuatan Gula Merah Khas Mandar" dengan tema "Kearifan Lokal dalam Pengolahan Gula Aren Tradisional". Tema ini dipilih untuk menekankan pentingnya melestarikan tradisi lokal dalam pembuatan gula merah yang memiliki nilai budaya tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 3 Agustus 2024, pukul 09.00 WITA di Dusun Lembang, Desa Tandasura, Kabupaten Polewali Mandar. Rumah Puang Cunding, salah satu pembuat gula merah yang sudah berpengalaman, menjadi lokasi utama pelaksanaan kegiatan ini.

Sebanyak 17 orang, yang terdiri dari Mahasiswa KKN Reguler IAIN Parepare Posko 44 Desa Tandasura dan Puang Cunding sebagai pembuat gula aren, turut serta dalam kegiatan ini.

Peserta kegiatan melihat langsung proses pembuatan gula merah khas Mandar yang dilakukan oleh Puang Cunding. Proses tersebut dimulai dari pengambilan air nira dari pohon aren yang memakan waktu seharian penuh. Selanjutnya, air nira tersebut dimasak hingga mengental, dicetak dalam tempurung kelapa, dan dibiarkan mengkristal. Setelah padat, gula merah kemudian dibungkus menggunakan daun jati atau daun pisang kering. Puang Cunding, yang telah menekuni profesi ini selama lebih dari 10 tahun, menjual gula aren buatannya seharga Rp17.000 per kilogram.

Puang Cunding, sebagai narasumber utama, menjelaskan bahwa Dusun Lembang merupakan salah satu penghasil gula merah khas Mandar di Desa Tandasura. Ia telah bekerja sebagai pembuat gula aren selama kurang lebih satu dekade. "Proses pembuatan gula merah ini memerlukan waktu dan kesabaran, mulai dari pengambilan air nira hingga pengemasan. Saya berharap tradisi ini terus dilestarikan karena memiliki nilai yang sangat tinggi," ujar Puang Cunding.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada peserta mengenai kearifan lokal dalam proses pembuatan gula merah khas Mandar, serta mendorong generasi muda untuk terus melestarikan tradisi dan budaya lokal yang kaya ini. Melalui pengenalan langsung terhadap proses tradisional ini, diharapkan pula muncul kesadaran akan pentingnya menjaga dan mengembangkan produk-produk lokal yang memiliki nilai budaya dan ekonomi tinggi. (Fzs/Srh)

di dalam Berita
sarihidayati 19 Agustus 2024
BAGIKAN POSTINGAN ini
Label
Arsip